cover
Contact Name
Sri Haryanto
Contact Email
manarulquran@unsiq.ac.id
Phone
+62286-321873
Journal Mail Official
manarulquran@unsiq.ac.id
Editorial Address
Jl. Raya Kalibeber Km. 03 Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah
Location
Kab. wonosobo,
Jawa tengah
INDONESIA
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam
ISSN : 14127075     EISSN : 26154811     DOI : https://doi.org/10.32699/mq
Core Subject : Religion,
Manarul Quran adalah terbitan berkala ilmiah dengan nomor ISSN 1412-7075 (print), 2615-4811 (online) yang dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M) UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo, jurnal ini terbit sejak tahun 2001. Manarul Quran merupakan wahana desiminasi hasil riset dan kajian studi islam dengan fokus pada kajian dan hasil riset tentang Islamic Culture, Islamic Studies, Gender Studies. Al-Quran Studies, Islam and Science Integration, dan Al-Quran and Science Integration.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 19 No 2 (2019): Desember" : 7 Documents clear
Al-QUR’AN SEBAGAI SUMBER PEMBAHARUAN PERADABAN MANUSIA Robingun Suyud El-Syam
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 19 No 2 (2019): Desember
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/mq.v19i2.1604

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa al-Qur’an merupakan sumber pembaharuan peradaban umat manusia. Dimana dalam sejarahnya masyarakat Arab pada masa sebelum Islam lebih banyak dalam proses mata pencahariannya dari kehidupan alam maupun melalui perdagangan. Perjalanan mereka untuk memperjualkan dagangan niaga ke beberapa kota termasuk barang-barang patung atau kerajinan lainnya. Sumber ekonomi itulah yang menghidupi keluarga mereka. Lebih lanjut syariat Islam yang tersurat dan tersirat dalam al-Qur’an serta tergambar dalam haditṡ mencapai puncak kesempurnaanya pada masa kerasulan Muhammad Saw, Islam memiliki syariat yang sempurna, sehingga selalu sesuai dengan keadaan masyarakat manapun dan zaman apapun, mungkin bisa dikatakan penyebab utama krisis multidimensi di dunia Islam adalah ketidakmampuan dunia pendidikan melahirkan orang-orang yang baik dan benar. Nah berkaitan dengan hal tersebut al-Qur’an adalah kitab yang diwahyukan, dan dimanifestasikan, disingkapkan atau diumumkan. Ia adalah suatu pencerahan, suatu bukti atas realitas dan penegasan akan kebenaran. Bagi al-Qur’an kelahiran manusia, masyarakat, budaya, peradaban, bahasa, ras, suku dan marga serta jatuh bangunannya bangsa-bangsa merupakan tanda yang harus direnungkan dan diambil hikmahnya oleh manusia, sehingga al-Qur’an bisa menjadi jawaban bagi semua persoalan yang ada.
PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN TENTANG FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM ISLAM Noor Aziz
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 19 No 2 (2019): Desember
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/mq.v19i2.1605

Abstract

Paper ini membahas tentang gagasan yang Rahman dilatarbelakangi oleh pengamatannya terhadap perkembangan pendidikan Islam di era modern di beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam seperti Turki, Indonesia, Mesir dan Pakistan. Menurut Rahman Pendidikan Islam di negara-negara tersebut masih dihadapkan kepada beberapa problem pendidikan yang antara lain berkaitan dengan; 1) Tujuan Pendidikan tidak diarahkan kepada tujuan yang positif, 2) Dikotomi sistem pendidika, 3) Rendahnya kualitas anak didik, munculnya pribadi-pribadi yang pecah dan tidak lahirnya anak didik yang memiliki komitmen spiritual dan intelektual yang mendalam terhadap Islam, 4) Sulitnya menemukan pendidik yang berkualitas dan profesional serta memiliki pikiran yang kreatif dan terpadu, dan 5) Minimnya buku-buku yang tersedia di perpustakaan. Pemikiran Fazlurrahman yang dibahas dalam kajian ini meliputi; a) Karakteristik pengetahuan, b). Tujuan pendidikan, c). Sistem pendidikan, d). Anak didik, dan e). Pendidik. Semua pengetahuan dalam Islam, pertama; diperoleh melalui observasi dan eksperimen. Kedua, selalu berkembang dan dinamis. Pengetahuan manusia dibagi tiga jenis, yaitu pengetahuan tentang alam, sejarah, dan manusia. Dan semua pengetahuan didasarkan pada tiga sumber yaitu; alam (physical universe), manusia (constitution of the human mind) dan sejarah (the historical study of socieites). Tujuan pendidikan Islam yang bersifat defensif dan cenderung berorientasi hanya kepada kehidupan akhirat tersebut harus segera diubah. Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi kepada kehidupan dunia dan akhirat sekaligus serta bersumber pada al-Qur’an. Untuk menghilangkan dikotomi sistem pendidikan Islam adalah dengan cara mengintegrasikan antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum secara organis dan menyeluruh. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan itu terintegrasi dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Anak didik harus diberikan pelajaran al-Qur’an melalui metode-metode yang memungkinkan kitab suci bukan hanya dijadikan sebagai sumber inspirasi moral tapi juga dapat dijadikan sebagai rujukan tertinggi untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks dan menantang. Dalam mengatasi kelangkaan tenaga pendidik yang profesional ditawarkan solusi: Pertama, merekrut dan mempersiapkan anak didik yang memiliki bakat-bakat terbaik dan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap Islam. Kedua, mengangkat lulusan madrasah yang relatif cerdas atau menunjuk sarjana-sarjana modern yang telah memperoleh gelar doktor di universitas-universitas Barat dan telah berada di lembaga-lembaga keilmuan tinggi sebagai guru besar-guru besar bidang studi bahasa Arab, bahasa Persi, dan sejarah Islam. Ketiga, para pendidik harus dilatih di pusat-pusat studi keislaman di luar negeri khususnya ke Barat. Keempat, mengangkat beberapa lulusan madrasah yang memiliki pengetahuan bahasa Inggris dan mencoba melatih mereka dalam teknik riset modern dan sebaliknya menarik para lulusan universitas bidang filsafat dan ilmu-ilmu sosial dan memberi meeka pelajaran bahasa Arab dan disiplin-disiplin Islam klasik seperti Hadis, dan yurisprudensi Islam. Kelima, menggiatkan para pendidik untuk melahirkan karya-karya keislaman secara kreatif dan memiliki tujuan.
POLA PENGEMBANGAN WAWASAN MULTIKULTURAL DI MA’HAD DARUL ARQAM MUHAMMADIYAH KAB. GARUT Maryono Maryono
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 19 No 2 (2019): Desember
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/mq.v19i2.1606

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengethaui pola pengemabnagan wawasan multikultural , untuk mengtahui proses pengemabangan wawasan multikulktural serta untuk mengethaui faktor pendukung dan penghambat pengembnagan wawasan multikultural di Ma’had Darul Arqam Muhammadiyah Kabupaten Garut Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subyek penelitian meliputi pimpinan pesantren, ustadz, santri dan stakeholder pesantren. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, interview dan telaah dokumen. Adapun uji kebsahan data menggunakan triangulasi data sedangkan teknik analisis datanya memakai analsiis interaktif miles dan Huberman yakni reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pengembangan wawasan multikultural menggunakan pendekatan reward dan punishment. Sedangkan proses pengemabnagan wawasan multikultural memakai tahapan formal dan informal, adpun faktor pendukung dan penghambat pengemabnagn wawasan di Ma’had darul Arqam meliputi spirit kebinekaan merupakan hal yang mendasar, hidup bersama para santri di asrama cukup kondusif untuk mengaplikasikan multikultural, adanya keseimbangan antara teori dan praktek dan sudah terintegrasi dalam mata pelajaran. Adapun faktor pengambatnya antara lain tidak semua guru memahami konsep multikulural dengan baik dan belum terbentuknya pola pikir terbuka dikalangan pesantren.
KONSEP PEMIKIRAN AL-GHAZALI TENTANG PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM (Studi Kitab Ihya’ Ulumuddin) Nasokah Nasokah
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 19 No 2 (2019): Desember
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/mq.v19i2.1607

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana pendidikan anak dalam Islam menurut konsep yang dicetuskan oleh al-Ghozali, dimana al-Ghozali memahami bahwa pendidikan merupakan satu-satunya jalan untuk menyebar luaskan keutamaan, mengangkat harkat dan martabat manusia, ditanamkan nilai kemanusiaan. Sehingga dapat dikatakan kemakmuran dan kejayaan suatu masyarakat atau bangsa sangat tergantung pada sejauh mana keberhasilan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Al-Ghazali adalah termasuk diantara salah satu orang yang alim dan sumbangannya kepada pemikiran muslim terletak pada kemauannya mengenai batas-batas yang terdapat didalam akal pikiran seseorang sebagai alat pengetahuannya dan pusat yang terpenting dari hati sebagai tempat berpijak dari seluruh pengetahuan dan pengalamannya. Pemikiran al-Ghazali ditinjau dari cara pengelompokannya, tampak seperti pemikiran yang terpisah satu dengan yang lainnya, akan tetapi secara organik merupakan subyek-subyek yang saling berhubungan. Dalam hal ini kita lihat bahwa disana, menyangkut suatu sistem epistimologi, terutama dikalangan para intelektual modern pada saat ini. Al-Ghazali mengistilahkan Psikologi Pendidikan anak, dengan konsep metode pendidikan antara lain: Pendidikan keteladanan, pendidikan pembiasaan, pendidikan nasihat, pendidikan ganjaran dan hukuman. Konsep pemikiran al-Ghazali tentang pendidikan anak yang dikaji terutama dalam karyanya yang terkenal yakni; “Ihya’ Ulum al-Dhin” belum dibahas secara sistematis, rinci dan panjang lebar, akan tetapi masih berupa konsep yang bersifat global yang dinuqil dari al-Qur’an maupun al-Hadits. Oleh Karena itu masih perlu dikembangkan dan dikaji secara tersendiri, sehingga menjadi karya ilmiah yang spesialis dalam kajian pendidikan anak.
MOTIVASI BELAJAR DALAM PERSPEKTIF AS-SUNNAH Fatkhurrohman Fatkhurrohman
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 19 No 2 (2019): Desember
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/mq.v19i2.1608

Abstract

Dalam Islam, niat dan motivasi memiliki peran penting untuk menilai kualitas sebuah amal. Bahkan diterima atau ditolaknya amal kebajikan seseorang di sisi Allah Swt sangat ditentukan oleh niat dan motivasinya. Kegiatan belajar (at-ta'allum) merupakan bagian dari amal kebajikan yang wajib bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu (al-'ilm) dan pengetahuan (al-ma'rifah). Oleh karena begitu pentingnya aktifitas belajar, maka niat dan motivasi seseorang dalam belajar dan mencari ilmu mendapatkan perhatian khusus dalam Islam, khususnya yang disampaikan melalui hadits-hadits Rasulullah Saw. Tulisan ini bermaksud mendiskripsikan konsep motivasi belajar menurut hadits-hadits Nabi Saw dan menganalisisnya dengan teori para ahli tentang motivasi belajar, di samping juga mengkaji dan menganalisis sanad hadits-hadits tersebut untuk menentukan kualitas/derajatnya. Hadits-hadits tentang motivasi belajar dan mencari ilmu diriwayatkan oleh banyak perawi dengan beberapa perbedaan baik dalam redaksi matan, cakupan isi kandungan, ataupun sub pokok bahasannya. Perbedaan-perbedaan tersebut bersifat komplementer yang menjadikan konsep motivasi belajar semakin komprehensif. Di sini diketengahkan dua buah hadits tentang motivasi belajar yang bersifat kontradiktif, yakni riwayat At-Tirmidzi dan riwayat Abu Dawud. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan disimpulkan bahwa kedua hadits tersebut memiliki status hadits shahih li ghairi atau hasan-shahih, sehingga keduanya dapat dijadikan dasar kajian tentang motivasi belajar dalam perspektif As-Sunnah. Motivasi belajar menurut hadits-hadits itu dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: motivasi ukhrawi dan motivasi duniawi. Kedua jenis motivasi ini bisa berdiri sendiri-sendiri atau saling berlawanan dan bisa pula berkorelasi positif atau menyatu menjadi motivasi duniawi-ukhrawi.
SYAIKH NAWAWI AL-BANTANI TOKOH INTELEKTUAL PESANTREN Samsul Munir Amin
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 19 No 2 (2019): Desember
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/mq.v19i2.1609

Abstract

Dalam tradisi pesantren, kajian tentang menuntut ilmu (thalabul ilmi) telah menjadi tradisi yang mengakar sejak lama. Tradisi intelektual di kalangan pesantren benar-benar telah mengakar, terbukti dengan beberapa karya intelektual yang dihasilkan oleh para ulama di kalangan pesantren. Para ulama tersebut antara lain Syaikh Nawawi Al-Bantani, Syaikh Mahfudz At-Tirmasi, Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Syaikh Mhammad Arsyad Al-Banjari, Syaikh Yusuf Al-Makasari, Syaikh Abdus Shamad Al-Falimbani dan lainlain. Salah satu ulama intelektual dalam tradisi pesantren yang namanya sangat prestisius adalah Syaikh Nawawi Al-Bantani yang berasal dari Tanara Banten. Syaikh Nawawi bahkan menjadi symbol tradisi intelektual di kalangan pesantren. Makalah ini membahas bagaimana biografi Syaikh Nawawi Al-Bantani, karya-karya intelektualnya, kiprahnya dalam bidang pengembangan agama Islam baik di Tanah Arab, maupun di Indonesia, dan seberapa besar pengaruhnya di lingkungan pesantren.
ORIENTASI PEMIKIRAN PSIKOLOGI ISLAM PERSPEKTIF HISTORIS Sri Haryanto
Manarul Qur'an: Jurnal Ilmiah Studi Islam Vol 19 No 2 (2019): Desember
Publisher : LP3M Universitas Sains Al Qur'an

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/mq.v19i2.2749

Abstract

This research will examine the points of psychological thought put forward by Muslim scientists in the Middle Ages, which to this day become an adjudication for the study and study of the concept of psychology in Islam. Islamic psychology is a pattern of psychology that tries to formulate the principles of human psychology from the main source of Islam (the Qur'an). Islamic psychology in its study is different from modern western psychology, which studies humans limited to the physical, psychic, and socio-cultural dimensions. Islamic psychology in addition to studying the three dimensions of man above also examines the spiritual dimension of man, which has not been touched in the study of modern psychology. Islamic psychology comes from the Qur'an which in its development was studied by Muslim scientists from Abu Zaid, al-Kindi, al-Farabi, Miskawih, Ibn Sina, al-Ghazali and others. The thought of Muslim scientists about psychology is still an adjudication of Islamic psychology studies.

Page 1 of 1 | Total Record : 7